-Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan sebuah bidang riset dan juga suatu keterampilan praktis yang mencakup kemampuan seseorang atau sebuah organisasi untuk “memimpin” atau membimbing orang lain, tim, atau seluruh organisasi.
- Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli
- Menurut John Piffner
Kepemimpinan adalah seni dalam mengkoordinasikan dan mengarahkan individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki.
- Menurut Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24
- Menurut Jacobs & Jacques, 1990, 281
Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti Kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan
- Menurut Slamet, 2002: 29
Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan, proses, atau fungsi pada umumnya untuk mempengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
- Menurut Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7
Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
- Menurut Thoha, 1983:123
Kepemimpinan merupakan aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu .
- Menurut Robbins (2002:163)
Kepemimpian adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan.
- Menurut Ngalim Purwanto (1991:26)
Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.
Jadi definisi Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang untuk meneapai tujuan tertentu pada situasi tertentu. Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang di dalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik dengan cara mempengafuhi, membujuk, memotivasi dan mengkoordinasi
- Tipe -Tipe Kepemimpinan
- Tipe Otokratik
Semua ilmuan yang berusaha memahami segi kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik dipandang sebagai karakteritik yang negatif.Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois.
- Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris.
Salah satu ciri utama masuarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggiota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan.
Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tiokoh-toko adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan
- Tipe Kharismatik
Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar.
- Tipe Laissez Faire
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing- anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi. masing
- Tipe Militeristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang pemimpin tipe militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi militer.
- Teori Kepeminpinan
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan.Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :
- Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”.
- Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
- Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
- Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya.
- MDGs
Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyepakati dan mengadopsi Tujuan Pembangunan Milenium atauMillennium Development Goals (MDGs).
Kesepakatan ini merupakan tekad nyata para pemimpin dunia dalam menegakkan kedamaian, keamanan, pembangunan, hak azazi manusia dan kemerdekaan sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan.)
MDGs mempunyai delapan tujuan, mulai dari mengurangi kemiskinan dan kelaparan, menuntaskan pendidikan dasar, meningkatkan kesehatan ibu dan anak,menghentikan penyebaran HIV/AIDS, mendorong kesamaan gender, sampai melestarikan lingkungan. Masing-masing tujuan memiliki satu atau beberapa target yang sebagian besar ditentukan tercapai tahun 2015 dengan dasar situasi dunia tahun 1990-an.
Kesemua tujuan beorientasi kesejahteraan rakyat, mempunyai batasan waktu dan terukur, ditetapkan dan dicapai melalui kemitraan dunia dengan penekanan tanggung jawab Negara berkembang menata rumah-tangganya sendiri dibantuNegara maju; dan dibangun melalui dukungan politis internasional dan nasional yang melibatkan pemerintah dan lembaga non-pemerintah. Target MDGs bersifat realistik, dinyatakan dengan jelas, kongkrit dalam bentuk angka.
Laporan resmi terakhir status pencapaian MDGs di Indonesia disampaikan Pemerintah pada tahun 2004. Menggunakan data dari berbagai sumber, tulisan ini mencoba menelaah kembali pencapaian MDGs bidang kesehatan, terutama tujuan nomor 4, 5,dan 6, dan mencari penjelasan latar-belakang status pencapaian dari kaca-mata program dan masyarakat.
- Tujuan 4: Menurunkan Angka Kematian Anak
Angka kematian balita menurun dari 97 per 1.000 pada tahun 1989 menjadi 46 pada tahun 2000 atau ratarata penurunan tujuh persen per tahun.2 Selanjutnya, untuk mencapai target angka kematian balita 30 per 1000 pada tahun 2015 diperlukan rata-rata penurunan tiga persen per tahun.
Untuk pencapaian target ini diperlukan upaya yang lebih keras karena penyebab kematian pada angka kematian yang semakin rendah akan semakin sukar ditanggulangi. Penyebab utama kematian anak masih didominasi oleh penyakit infeksi, termasuk diare dan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut), yang terkait dengan gangguan gizi.
- Tujuan 5: Meningkatkan Kesehatan Ibu
Angka kematian ibu dilaporkan menurun dari sekitar 400 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1990 menjadi 307 pada tahun 2000. Angka ini masih sangat tinggi jika dibandingkan dengan negara maju yang sudah di bawah 10, dan di beberapa negara ASEAN sudah di bawah 50.
Target penurunan angka kematian ibu menjadi 124 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 tidak mudah tercapai mengingat sistem pelayanan obstetri emerjensi masih lemah, belum mampu menjangkau tepat waktu semua kasus komplikasi maternal (kehamilan, persalinan dan nifas). Biaya dan jarak menjadi penghambat utama akses pelayanan obstetri emerjensi.
Data menunjukkan sebagian besar kematian ibu terjadi pada masyarakat miskin dan mereka yang tinggal jauh dari rumah sakit. Perdarahan, eklamsia, dan infeksi merupakan jenis komplikasi maternal yang menjadi penyebab langsung kematian ibu.
Kematian ibu dapat dicegah hanya apabila kasus komplikasi ditolong di rumah sakit dengan fasilitas pelayanan obstetri emerjensi yang memadai. Ibu dengan komplikasi akan meninggal apabila terlambat menerima pelayanan standar.
- Tujuan 6: Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan Penyakit Menular Lainnya
- HIV/AIDS
HIV (Human Immuno Virus) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Kekebalan tubuh yang berkurang atau hilang membuat orang rentan terhadap berbagai penyakit. Sekumpulan gejala penyakit sebagai akibat hilangnya kekebalan tubuh pada seseorang yang terinfeksi HIV dikenal dengan AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrom). Penularan HIV dari satu orang ke orang lain terjadi melalui pertukaran cairan tubuh.
Dalam tubuh, HIV terutama berada dan beredar dalam darah, air mani dan cairan otak.Dalam kurun waktu 5 sampai 15 tahun sejak terinfeksi, orang dengan HIV tampak normal, baru setelah kekebalan sangat menurun akan muncul AIDS, yang dalam waktu satu sampai dua tahun diikuti dengan kematian. Sampai sekarang belum ada obat penyembuh HIV/AIDS, tetapi obat retro-viral yang dapat menghambat kecepatan pengembang-biakan virus.
Pencegahan, termasuk tidak melakukan hubungan seksual, setia hanya pada satu pasangan seksual, menggunakan kondom pada hubungan seksual berisiko, dan tidak menyalah-gunakan obat, merupakan cara paling efektif dalam program penanggulangan HIV/AIDS.
Penulis : dr. Silvia Handayani (Pengasuh Rubrik Kesehatan Jambinews.id)