Dosen UIN STS Jambi Berikan Penyuluhan Cegah Stunting Di Tingkat Keluarga


Jambi News, Pendidikan - Tahun 2021 lalu, pemerintah telah melakukan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), salah satu hasil yang didapatkan adalah anak usia di bawah lima tahun (balita) yang mengalami stunting di Provinsi Jambi berjumlah 22,4%. Untuk Sarolangun sendiri jumlah anak balita stunting sebanyak 21,4%.  Pada tahun yang sama prevalensi secara nasional adalah 24,2%. Angka ini masih tinggi dibandingkan dengan target pemerintah pada tahun 2024 sebesar 18%. 

Pada Rabu, 24 Agustus dilaksanakan penyuluhan tentang “Rumah Sehat, Cegah stunting” oleh Ibu Hafifatul Auliya Rahmy, SKM.,M.K.M selaku dosen dan sekretaris Pusat kajian Klinik dam Layanan Kesehatan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Kegiatan ini juga difasilitasi oleh perangkat desa Pulau Pandan dan mahasiswa Kukerta Posko 13. 

Stunting disebabkan oleh berbagai faktor baik faktor langsung maupun tidak langsung. Berbagai bukti ilmiah telah menunjukkan bahwa faktor penyebab terpenting stunting adalah lingkungan hidup sejak konsepsi sampai anak usia 2 tahun yang dapat dirubah dan diperbaiki dengan fokus pada masa 1000 HPK. Bukanlah disebabkan oleh faktor utama yaitu faktor genetik atau keturunan seperti anggapan masyarakat awam. Terdapat dua faktor langsung yang mempengaruhi status gizi individu. 

Penyebab langsung pertama yang berkaitan dengan status gizi adalah adalah konsumsi makanan yang tidak cukup atau kurang memenuhi kebutuhan gizi dan komposisi zat gizi yang tidak seimbang yaitu tidak beragam, belum memenuhi kebutuhan, kurang bersih, dan tidak aman, termasuk bayi tidak memperoleh ASI Eksklusif. Faktor penyebab langsung kedua adalah penyakit infeksi yang berkaitan dengan tingginya kejadian penyakit menular terutama diare, cacingan dan penyakit pernapasan akut (ISPA), dan TB pada anak. 

Sehingga rumah yang sehat dan penerapan PHBS di tingkat keluarga sangat penting untuk pencegahan stunting. Menurut Kementerian Kesehatan RI rumah dikatakan sehat minimal memiliki kriteria memiliki akses air minum, akses jamban sehat, lantai, ventilasi, dan pencahayaan. Selain sudah memiliki rumah sehat maka juga harus sebaiknya menerapkan perilaku hidup bersih sehat di tingkat rumah tangga. 

Adapun 10 indikator yaitu persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi ASI ekslusif, enimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah