Peran Media Dalam Politik Indonesia Menjaga Demokrasi atau Memperkeruh Keadaan

 

Nova Eliza

( Ilmu Pemerintaham Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha SaifuddinJambi )

 

Jambi,30 juni 2024 - Jenis konten internet yang paling sering diakses sekarang adalah media sosial (97,4 %). Peran media sosial dalam dunia politik  menjadi semakin penting dalam beberapa tahun terakhir.


Media sosial adalah platform online yang memungkinkan individu dan kelompok  berinteraksi, berbagi informasi, dan mengkomunikasikan pesan kepada khalayak luas. 


Dalam konteks politik, media sosial mempunyai dampak signifikan terhadap proses politik dan partisipasi publik dalam berbagai cara.


Hal ini akan berdampak pada tumbuhnya lembaga politik serta munculnya kesadaran otonom untuk demokrasi partisipatif yang lebih baik. 


Dalam beberapa tahun terakhir Penggunaan media sosial tidak hanya menjadi sarana  mempererat  silaturahmi, namun juga menjadi sarana berdiskusi mengenai isu-isu politik, kebijakan pemerintah, hingga tindakan para tokoh masyarakat.


Media sosial hendaknya dimanfaatkan secara tepat sebagai sarana komunikasi atau melakukan kegiatan kehumasan, termasuk promosi partai politik untuk mempromosikan diri dan membangun citra positif partai politik.


Penggunaan media sosial yang  efektif dalam politik biasanya terlihat ketika pemilu diadakan untuk tujuan kampanye  politik.


Dikutip dari Kompas.com Sebagai negara demokrasi, negara menjamin kebebasan bersuara, berpendapat dan berekspresi di Indonesia, termasuk bagi media massa


Kebebasan media menjadi hal yang mutlak diperlukan di dalam sebuah negara demokrasi. 


Dengan kebebasan ini, media dapat menjalankan perannya secara leluasa dan tanpa tekanan.Salah satunya dalam politik.


media sosial berperan penting  dalam pengembangan literasi politik  masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan generasi  muda. 


Dalam kehidupan politik suatu masyarakat, kehadiran media sosial yang banyak  digunakan oleh masyarakat umum termasuk mahasiswa, sudah seharusnya menjadi hal yang baik.


Namun, hadirnya berita-berita tidak benar dan  hal-hal negatif di media sosial dapat mempengaruhi betapa kurang optimalnya literasi seorang siswa secara politik. Peran media sosial dalam dunia  politik  adalah sebagai wahana kampanye.


Media sosial yang biasanya  hanya digunakan sebagai media  bersosialisasi dan berkomunikasi dengan  teman dan kerabat dekat, namun kini mulai merambah ke komunikasi antar individu maupun organisasi.  Memandang media sosial  sebagai  alat dialog efektif antara partai politik dan kandidatnya, termasuk promosi produk dan kampanye.


Faktanya, menjelang pemilu , partai politik dengan penuh semangat membuka akun dan mulai menjalankan kampanye untuk partainya sendiri dan calon anggota parlemennya. 


Contoh peran media sosial sebagai media kampanye adalah  kampanye Presiden Barack Obama pada pemilu presiden Amerika tahun 2008.


Salah satu keuntungan berkampanye melalui media sosial adalah biaya kampanye  jauh lebih rendah.


Media sosial  juga bagus karena memberikan kesempatan kepada  pemilih potensial untuk berdialog dua arah dengan kandidat politik, dibandingkan dengan model kampanye tradisional  yang lebih sepihak.


Sifat  komunikasi politik antara kandidat dan  calon pemilih bisa bersifat multi arah, misalnya kandidat ke pemilih, pemilih  ke kandidat, atau pemilih ke pemilih. 


Kehadiran media sosial dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan  suara secara signifikan dan bahkan membentuk opini.


Melalui munculnya opini,mampu membentuk kekuatan masing-masing kandidat. Jika ada kampanye , isu terkait pergerakan partai politik  bisa langsung diangkat. Banyaknya pernyataan dapat mempengaruhi calon pemilih dalam  menentukan siapa yang akan dipilihnya.


Banyak jenis internet, atau teknologi digital, yang digunakan untuk mempraktikkan demokrasi, termasuk website, blog, media sosial, aplikasi telepon, dan lainnya dapat digunakan sebagai alat untuk mempraktikkan demokrasi di dunia politik. 


Misalnya, teknologi digital seperti evoting dapat digunakan untuk mengadakan pemilihan umum. Para kandidat juga dapat menggunakan alat digital lainnya untuk sosialisasi atau kampanye. Jika mereka terpilih nanti, mereka dapat membuat profil diri dan program kepemimpinannya di web dan blog. 


Mereka dapat menerima dukungan publik melalui berbagai platform media sosial, termasuk Facebook, Twitter, dan Google.Para kandidat juga dapat memanfaatkan media YouTube untuk kampanye audio visual. Selain itu, mereka sekarang tidak perlu lagi mencetak brosur atau mengeluarkan uang untuk memasang iklan di televisi, yang jauh lebih mahal.