Membaca Diera Digital: Apakah E-Book Menggantikan Posisi Buku ?

Oleh : Amalia meliyanti

Jambinews.id - E-book adalah singkatan dari Electronik Book. E-book adalah sebuah jenis buku elektronik yang berbentuk softcopy yang dapat dibuka secara elektronik melalui komputer dan handphone.

Di era digital ini, e-book telah menjadi alternatif yang populer untuk membaca, tak terkecuali bagi para mahasiswa. 

Kemudahan akses dengan mudah mengunduh buku digital secara instan atau hanya membaca buku dari platform tersebut layaknya sebuah perpustakaan dan keterjangkauan harga menjadi daya tarik utama e-book dibandingkan buku cetak. Memudahkan kita jika sering bepergian atau memiliki ruang penyimpanan yang terbatas. 

Dalam mengakses e-book kita membutuhkan perangkat elektronik seperti smarthphone atau komputer. Belum lagi untuk mengaksesnya memerlukan internet dan listrik. Pasti merepotkan sekali, jika membaca buku kita tidak perlu menyediakan perangkat elektronik dan mengeluarkan biaya listrik yang berlebih, hanya saja tinggal dibaca. 

Orang banyak memaparkan alasannya kenapa pilih ebook. Salah satu alasannya, karena praktis. Kedua, banyak buku digital gratis. Ketiga, mereka bisa bawa 100 buku tanpa harus memasukkannya ke dalam kardus. 

Tapi apakah benar, orang tiap hari bakal selalu bawa buku sebanyak itu? kalau tak perlu- perlu banget untuk membawa satu kardus buku, lebih baik menggunakan buku fisik. Yang bisa dibolak-balik halamannya. Yang bisa ditempel sticky notes di bagian-bagian penting.

Membaca e-book membuat kita lama menatap layar elektronik, akhirnya hal itu tentu berdampak buruk pada kesehatan mata kita. Masalah mengenai sinar ultraviolet di perangkat elektronik juga tidak bisa kita anggap remeh karena bukan hanya dapat mengganggu penglihatan tetapi juga kinerja otak. 

Lagi pula, sudah ada banyak penelitian yang mengatakan buku fisik itu lebih baik dari pada ebook. Sebuah temuan dalam penelitian M. Julee Tanner, yang berjudul Digital vs. Print: Reading Comprehension and the Future of the Book, menyatakan buku-buku yang dicetak paling cocok untuk mata, kognisi, dan metakognisi yang dibutuhkan otak. 

Anne Mangen dari Norway's Stavanger University menyebutkan, kurangnya daya tangkap disebabkan karena indra peraba dan rasa saat menyentuh lembaran buku tidak ada. Nah, karena ini, menurut Anne, orang-orang yang membaca ebook tidak mengalami rekonstruksi cerita dalam benak, sebaik ketika mereka membaca buku fisik. 

Tidak ada jawaban yang pasti mana yang lebih baik antara buku dan e-book. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan yang unik. Pilihan terbaik sangat tergantung pada kebutuhan dan preferensi pribadi. Jika kamu menghargai portabilitas dan kemudahan akses, e-book mungkin bisa jadi pilihan yang baik.

Namun, jika kamu mencari pengalaman membaca yang mendalam dan kenyamanan bagi mata, mungkin buku cetak bisa menjadi pilihan yang lebih memuaskan. Yang terpenting adalah tetaplah membaca, dengan membaca dapat membuka jendela dunia dan memperkaya wawasan kita terhadap dunia.