Jambinews.id – Upaya mediasi yang dilakukan oleh Camat Sekernan, Muhammad Iqbal, S.STP., M.E., untuk meredam rencana aksi unjuk rasa yang akan digelar oleh Gerakan Masyarakat Peduli Desa RTK2 dinyatakan gagal. Masyarakat dari empat desa Rantau Majo, Tantan, Kedotan, dan Kerangan tetap bersikeras menggelar aksi damai pada Senin, 14 April 2025, di depan Kantor DPRD dan Kantor Bupati Muaro Jambi.
Aksi ini merupakan bentuk kekecewaan masyarakat terhadap kondisi infrastruktur jalan yang rusak parah dan belum mendapatkan perhatian serius dari pemerintah daerah.
Berdasarkan surat pemberitahuan dari Polres Muaro Jambi, aksi damai tersebut telah terdaftar dan akan diikuti oleh Ratusan warga dari empat desa di Kecamatan Sekernan.
Menyikapi hal ini, Pemerintah Desa Tantan mengadakan pertemuan mediasi pada Sabtu, 12 April 2025, dengan menghadirkan Camat Sekernan, Kapolsek Sekernan, para kepala desa terkait, Ketua BPD, pemuda, tokoh masyarakat, serta perwakilan Gerakan RTK2.
Ketua Gerakan Masyarakat Peduli Desa RTK2, Mahmud Saputra, mengungkapkan bahwa sebelumnya pihaknya telah berinisiatif mengundang para kepala desa untuk bermusyawarah mengenai infrastruktur jalan dan rencana Aksi Damai tersebut pada Jumat, 11 April 2025, namun tidak ada satu pun kepala desa yang hadir.
“Kami sudah memberi surat undangan bermusyawarah mengenai infrastruktur jalan dan rencana Aksi Damai, tapi tidak direspons. Kata Mahmud
Kemudian, Ketua Gerakan Masyarakat Peduli Desa RTK2, Mahmud Saputra memberikan dua Opsi pada mediasi tersebut.
“Maka dari itu, kami memberikan dua opsi: datangkan Pak Bupati dan DPRD ke desa kami, atau kami tetap akan turun Aksi ke Kabupaten Muaro Jambi untuk menyampaikan langsung aspirasi kami,” tegas Mahmud.
Menanggapi hal tersebut, Camat Sekernan menyampaikan bahwa pihak kecamatan dan beberapa Desa itu telah berupaya menyampaikan aspirasi masyarakat melalui proposal resmi kepada Bupati Muaro Jambi. Namun, upaya tersebut belum mampu meredam niat warga untuk turun ke jalan.
“Kami sudah mencoba memberikan solusi terbaik, bahkan proposal perbaikan jalan telah disampaikan ke Bupati. Namun masyarakat tetap pada pendiriannya untuk melakukan aksi damai dengan harapan bisa bertemu langsung dengan Pak Bupati,” ujar Muhammad Iqbal.
Dengan gagalnya mediasi ini, aksi damai tetap akan digelar pada Senin mendatang, dengan harapan pemerintah daerah dapat mendengar dan segera merespons tuntutan masyarakat terkait perbaikan infrastruktur di desa mereka. (Red)