Implementasi Program Terpadu Tahsin, Tahfidz, Dan Muraja’ah Santri Di Rumah Tahfidz Al-Muntazar

Oleh : Stepi Andini Putri

Abstrak

Rumah Tahfidz memiliki peranan penting dalam membina generasi Qur’ani melalui pembelajaran Al-Qur’an yang sistematis. Salah satu metode efektif yang diterapkan di. Rumah Tahfidz Al-Muntazar adalah program terpadu yang mencakup tahsin, tahfidz, dan muraja’ah. 

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi implementasi program tersebut serta pengaruhnya terhadap kualitas hafalan santri. Melalui kegiatan magang, penulis mengobservasi langsung pelaksanaan kegiatan serta ikut aktif dalam proses pembelajaran.

Hasil menunjukkan bahwa program terpadu ini memberikan dampak positif terhadap kelancaran, ketepatan tajwid, dan daya ingat hafalan santri. Dengan manajemen waktu, pendekatan individual, dan variasi metode, kualitas hafalan santri dapat meningkat secara signifikan.

Pendahuluan

a. Latar Belakang

Pendidikan Al-Qur’an merupakan salah satu pilar penting dalam pembentukan karakter islami generasi muda muslim. Di tengah arus globalisasi dan kemerosotan moral yang mengancam kalangan remaja, keberadaan lembaga-lembaga penghafal Al-Qur’an seperti rumah tahfidz menjadi sangat vital. 

Rumah Tahfidz Al-Muntazar hadir sebagai salah satu lembaga nonformal yang berfokus pada pembinaan generasi Qur’ani melalui kegiatan tahsin, tahfidz, dan muraja’ah. Ketiga program ini diterapkan secara terpadu guna menghasilkan santri yang tidak hanya hafal, tetapi juga fasih dan benar dalam membaca Al-Qur’an sesuai dengan kaidah tajwid.

Pemilihan Rumah Tahfidz Al-Muntazar sebagai lokasi magang didasarkan pada pertimbangan bahwa lembaga ini memiliki fokus utama pada pembinaan dan penguatan hafalan Al-Qur’an yang sejalan dengan nilai-nilai pendidikan Islam. 

Di tengah tantangan era modern yang banyak menggeser perhatian generasi muda dari nilai-nilai keislaman, rumah tahfidz memainkan peran penting dalam membentuk pribadi muslim yang berakhlakul karimah dan berilmu Al-Qur’an.

Melalui magang di Rumah Tahfidz Al-Muntazar, penulis berharap dapat belajar secara langsung mengenai metode-metode efektif dalam mengajarkan Al-Qur’an, memahami kendala yang dihadapi oleh para santri dan pengajar, serta memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas pendidikan Al-Qur’an di lingkungan masyarakat.

b. Permasalahan di Tempat Magang/Pengabdian

Berdasarkan hasil observasi selama pelaksanaan magang, ditemukan beberapa permasalahan yang masih menjadi tantangan dalam proses pembinaan hafalan santri.

Beberapa di antaranya adalah:

- Masih adanya santri yang belum lancar dalam membaca Al-Qur’an, terutama dari segi makhraj dan tajwid.

- Daya tahan hafalan yang lemah akibat kurangnya muraja’ah secara konsisten.

- Perbedaan kemampuan antara santri yang menyebabkan kesenjangan dalam pencapaian target hafalan.

- Kurangnya variasi metode pembelajaran yang membuat sebagian santri mudah bosan dan kehilangan motivasi.

Permasalahan-permasalahan ini menjadi latar bagi pentingnya evaluasi dan penguatan program pembelajaran yang dijalankan di rumah tahfidz, khususnya dalam pelaksanaan tahsin, tahfidz, dan muraja’ah.

c. Tujuan Pengabdian yang Dilakukan

Pengabdian dalam bentuk magang mengajar di Rumah Tahfidz Al-Muntazar ini bertujuan untuk:

1. Membantu meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an santri melalui pembinaan tahsin yang intensif.

2. Mendampingi santri dalam proses menghafal Al-Qur’an (tahfidz) dengan metode yang sesuai dengan tingkat kemampuan mereka.

3. Menguatkan hafalan santri melalui kegiatan muraja’ah harian dan mingguan secara terstruktur.

4. Memberikan kontribusi dalam bentuk ide dan strategi pembelajaran Al-Qur’an yang inovatif dan menyenangkan.

5. Menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab mahasiswa sebagai calon pendidik dan pembina umat dalam bidang pendidikan Islam.

Metode

Pengabdian yang dilakukan di Rumah Tahfidz Al-Muntazar menggunakan pendekatan partisipatif dan edukatif, di mana penulis terlibat secara langsung dalam mendampingi aktivitas santri. Kegiatan pengabdian difokuskan pada pelaksanaan program terpadu tahsin, tahfidz, dan muraja’ah yang menjadi inti dari pembinaan santri di lembaga tersebut. 

Dalam prosesnya, penulis tidak hanya mengamati, tetapi juga turut menyimak hafalan, memperbaiki bacaan, serta memberikan bimbingan dan motivasi secara langsung kepada para santri. Selain itu, penulis juga ikut serta dalam kegiatan pembiasaan ibadah seperti puasa Senin-Kamis, Sholat berjamaah, yasinan dan tahlil malam Jumat, muhadhoroh, dan sima’an pada hari Sabtu, sebagai bentuk penguatan spiritual dan pembentukan karakter Qur’ani.

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pengabdian ini meliputi observasi partisipatif, pendampingan personal, pembinaan kelompok, dan evaluasi rutin. 

Observasi partisipatif dilakukan dengan mengamati secara langsung aktivitas harian santri baik di dalam maupun di luar kelas, sedangkan pendampingan personal diberikan kepada santri yang membutuhkan perhatian khusus dalam memperbaiki bacaan atau menguatkan hafalan. 

Pembinaan kelompok dilakukan melalui kegiatan muraja’ah bersama, sima’an, serta pelatihan dakwah melalui muhadhoroh. Evaluasi dilakukan secara berkala untuk menilai sejauh mana perkembangan hafalan dan bacaan santri, serta mengevaluasi efektivitas metode yang telah diterapkan.

Tahapan pengabdian dibagi menjadi tiga bagian utama. Tahap pertama adalah tahap persiapan, yaitu dengan melakukan koordinasi bersama pengelola rumah tahfidz untuk memahami struktur kegiatan dan kebutuhan lembaga. Pada tahap ini, penulis juga menyusun rencana kegiatan dan mengenal latar belakang para santri. Tahap kedua adalah tahap pelaksanaan, di mana penulis melaksanakan seluruh kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, mulai dari tahsin subuh, setoran hafalan pagi, muraja’ah sore dan malam, hingga menghafal setelah Isya. Penulis juga turut aktif dalam kegiatan mingguan seperti yasinan, tahlil, muhadhoroh, dan sima’an sebagai bentuk partisipasi dalam pembinaan karakter dan ruhiyah santri. Tahap ketiga adalah tahap evaluasi dan refleksi, yang dilakukan dengan mencatat perkembangan hafalan santri, berdiskusi bersama ustadzah pembimbing mengenai kendala dan kemajuan santri, serta menyusun laporan akhir yang memuat hasil kegiatan, pengalaman pribadi, dan rekomendasi untuk program pembelajaran ke depan.

Pembahasan dan Hasil

Pelaksanaan program terpadu tahsin, tahfidz, dan muraja’ah di Rumah Tahfidz Al- Muntazar menunjukkan hasil yang cukup signifikan dalam meningkatkan kualitas hafalan dan bacaan santri. Kegiatan yang terstruktur dari waktu subuh hingga malam hari memberikan dampak positif terhadap kedisiplinan dan pembiasaan santri dalam membaca dan menghafal Al-Qur’an. Dari segi tahsin, para santri mengalami peningkatan kemampuan dalam membaca Al-Qur’an sesuai dengan kaidah tajwid. Hal ini terlihat dari konsistensi pembenahan bacaan setiap pagi sebelum menghafal, dan pada waktu subuh yang difokuskan untuk memperbaiki kesalahan pelafalan, makhraj huruf, dan hukum bacaan.

Pada aspek tahfidz, para santri menunjukkan kemajuan yang stabil dalam setoran hafalan. Setiap pagi, mereka menyetorkan hafalan baru kepada ustadzah, dan pada malam hari mengulanginya kembali sebagai bentuk penguatan. Metode ini terbukti efektif karena hafalan tidak hanya disetor satu kali, tetapi diperdalam melalui muraja’ah yang dilakukan berkali-kali dalam sehari. Selain itu, pelaksanaan sima’an setiap hari Sabtu memberikan motivasi tambahan kepada santri untuk menjaga kualitas hafalan mereka di hadapan orang lain secara terbuka. Muraja’ah menjadi pilar penting dalam menjaga kualitas hafalan yang telah diperoleh.

Para santri diwajibkan untuk muraja’ah minimal 5 halaman setiap hari setelah Ashar yang kemudian disimak oleh ustadzah secara bergiliran. Kegiatan ini juga dilanjutkan setelah Magrib dan sebelum tidur, yang semakin memperkuat daya ingat mereka. Dengan metode pengulangan terstruktur ini, para santri tidak hanya mampu menghafal ayat-ayat baru, tetapi juga menjaga hafalan lama agar tidak mudah terlupakan.

Hasil pengamatan selama masa magang menunjukkan bahwa santri yang mengikuti seluruh rangkaian kegiatan secara disiplin mengalami peningkatan signifikan dalam kualitas hafalan dan kelancaran bacaan. Mereka juga menunjukkan semangat yang tinggi dalam menyelesaikan target hafalan yang telah ditentukan. Selain keberhasilan tersebut, kegiatan seperti puasa Senin-Kamis, yasinan malam Jumat, dan muhadhoroh juga turut membentuk karakter religius dan kedekatan spiritual santri dengan Al-Qur’an. Program terpadu yang dilaksanakan secara konsisten ini menjadi bukti bahwa pembinaan intensif dan menyeluruh dapat memberikan hasil yang nyata dalam pendidikan tahfidzul Qur’an.

Berikut adalah jadwal kegiatan santri di Rumah Tahfidz Al-Muntazar:

Jadwal Harian:

Subuh: Kegiatan tahsin untuk memperbaiki bacaan Al-Qur’an.

- Pagi: Setoran hafalan (ziyadah) dan muraja’ah hafalan lama.

- Setelah Ashar: Muraja’ah 5 halaman setiap santri, disimak langsung oleh ustadzah.

- Habis Magrib: Muraja’ah kembali bersama kelompok.

- Habis Isya: Menghafal ayat baru, diawali dengan tahsin untuk memperbaiki bacaan yang akan dihafal.

Jadwal Mingguan:

Senin dan Kamis: Santri melaksanakan puasa sunnah.

- Malam Jumat (habis Magrib): Yasinan dan tahlilan bersama.

- Malam Jumat (habis Isya): Kegiatan muhadhoroh atau latihan pidato.

- Hari Sabtu: Kegiatan sima’an : menyimak hafalan santri yang sudah menyelesaikan hafalan di juz tersebut, misalnya telah selesai menghafal juz 6, sebelum lanjut menghafal juz 7, santri tersebut harus membaca dari juz 1 sampai juz 6 dan di simak oleh ustadzah dan juga para santri yang lain.

- Malam Ahad (habis isya) : Mufrodatan (Belajar bahasa arab)

Penutup

a. Kesimpulan

Kegiatan magang yang dilaksanakan di Rumah Tahfidz Al-Muntazar menunjukkan bahwa implementasi program terpadu tahsin, tahfidz, dan muraja’ah memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas hafalan santri. Pembiasaan kegiatan harian mulai dari tahsin subuh, setoran hafalan pagi, hingga muraja’ah sore dan malam hari, membentuk pola disiplin belajar yang efektif dan terarah. Sistem pengulangan dan penyimakan hafalan secara rutin membantu menjaga hafalan lama agar tidak mudah hilang, serta memperkuat hafalan baru. Selain itu, aktivitas tambahan seperti puasa sunnah, yasinan, muhadhoroh, dan sima’an semakin memperkaya suasana religius dan pembinaan karakter santri secara menyeluruh.

b. Saran

Agar kualitas pembinaan hafalan di Rumah Tahfidz Al-Muntazar semakin optimal, disarankan agar:

1. Jadwal kegiatan tetap dijaga konsistensinya dan bila perlu ditingkatkan kualitas pembelajarannya dengan pendekatan yang lebih variatif.

2. Para santri diberikan motivasi dan evaluasi berkala untuk meninjau perkembangan hafalan serta memperbaiki metode yang belum efektif.

3. Peningkatan kapasitas ustadzah dalam teknik mengajar tahfidz dan tahsin sangat penting guna menyesuaikan dengan kebutuhan santri yang beragam.

4. Rumah tahfidz dapat memanfaatkan teknologi seperti rekaman hafalan atau aplikasi muroja’ah agar santri bisa muraja’ah mandiri di luar waktu kegiatan.

5. Perlu adanya pelatihan atau pembinaan khusus bagi calon pengajar/magang agar mereka siap beradaptasi dengan sistem pendidikan di rumah tahfidz.

Dengan adanya kolaborasi antara pengajar, santri, dan program yang terstruktur, diharapkan Rumah Tahfidz Al-Muntazar terus menjadi lembaga yang konsisten dalam mencetak generasi Qur’ani yang unggul dalam hafalan, pemahaman, dan pengamalan Al- Qur’an.


Tentang Penulis : Stepi Andini Putri adalah Mahasiswi Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi


Daftar Pustaka

Alfisyah, N. L., & Rahman, A. (2023). Penerapan Metode Muroja'ah Sabqi pada Program Tahfidz Ma'had Abu Ubaidah bin Al-Jarrah. Tsaqila| Jurnal Pendidikan dan Teknologi, 3(1), 1-16.

Al-qur’an RTQ, E. K. J. (2021). Pelaksanaan metode Muraja’ah dan Tasmi’ dalam Menghafal Al-qur’an di Rumaah Tahfidz

Wulandari, L. (2024). Penerapan Metode Murajaah dalam Meningkatkan Kualitas Hafalan Al-Qur’an Santri Yayasan Rumah Tilawah dan Tahfidz Al-Qur’an (RTTQ) Az Zuhail Kabupaten Pinrang (Doctoral dissertation, IAIN Parepare).