Akademisi UIN STS Jambi : Kedepankan Kepentingan Bersama dalam Pemilihan Rektor UIN STS Jambi


Jambinews.id
- Proses pemilihan Rektor UIN STS Jambi periode 2024-2027 menjadi menarik untuk dicermati karena UIN STS Jambi adalah perguruan tinggi Islam terbesar di Provinsi Jambi, pusat pengembangan peradaban, salah satu pilar atau benteng terakhir penegakan keislaman, etika dan moral akademik. Oleh karena itu momentum suksesi rektor tidak sekedar dimaknai sebagai sebuah proses alamiah atau proses biasa akan tetapi hendaklah dimaknai sebagai sebuah proses pengembangan peradaban, pembelajaran demokrasi yang benar dan menjadi wahana membangun citra positif.

Pemilihan Rektor UIN STS Jambi menjadi momen penting bagi komunitas akademik dan masyarakat umum, khususnya di Provinsi Jambi. Dalam konteks ini ada enam orang profesor, yaitu Prof. As’ad Isma.M.Pd, Prof. Samsu,M.Pd.I,Ph.D Prof. Risnita,M.Pd ,Prof. Maisah,M.Pd.I , Prof. Drs. H.M. Hasbi,MA,Ph.D dan Prof. Dr.H.Ahmad Syukri,MA. bersaing untuk merebut kursi rektor.

Akademisi Tadris Fisika Boby Yasman Purnama,M.Pd juga ikut menyoroti momentum pemilihan Rektor UIN ini

Boby mengatakan Saatnya bagi kita, terutama para akademisi, untuk menjadikan ajang pemilihan ini sebagai kompetisi kaum intelektual yang kuat dengan semangat beradu gagasan. Sebagai kaum terpelajar, kita memiliki tanggung jawab moral pada anak-anak bangsa.

"Momentum pemilihan Rektor ini berharap bahwa seluruh proses pemilihan rektor hendaklah diletakan di atas prinsip rasional, logis, obyektif,  demokratis, taat azas, transparan, akuntabel, penghargaan terhadap martabat manusia dan mengedepankan bonnum communae ( kepentingan bersama )". ucap Akademisi UIN tersebut.

Pemilihan rektor harus dilaksanakan berasaskan pada integritas dan kepemimpinan akademik. Para calon rektor diharapkan menunjukkan kapasitas dan integritas mereka melalui gagasan, visi, dan program kerja yang inovatif. Lebih dari sekadar meraih kekuasaan, pemilihan rektor haruslah menjadi wadah untuk memajukan UIN STS Jambi, meningkatkan kualitas pendidikan, riset, dan pengabdian kepada masyarakat.

Dalam perjalanan ini, para calon harus menghindari ‘politik hitam’ yang dapat merusak integritas pribadi masing-masing konstestan dan citra lembaga. Tidak dapat dipungkiri, sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam terbesar di Provinsi Jambi, UIN Jambi memiliki marwah besar yang tidak boleh dirusak hanya karena perhelatan politik sesaat.

Boby juga menambahkan siapa pun nantinya, pada proses pemilihan ini menunjukkan politik-politik yang tidak sehat, merekalah yang tidak cinta pada institusi besar ini. Bertanggung jawablah pada ummat dan kepada Tuhan di akhirat nanti.

"sebagai akademisi, kita memiliki tanggung jawab untuk menunjukkan kepada masyarakat cara berpolitik yang elegan dan bermartabat. Kompetisi ini harus didasarkan pada diskusi yang sehat, argumentasi yang baik, dan kerjasama yang konstruktif. Menghargai perbedaan pendapat, membuka diri terhadap ide-ide baru, dan bekerja untuk kepentingan bersama harus menjadi prinsip utama dalam proses pemilihan rektor". Tutup Boby.

(Red**)