Jambinews.id – Rabu, 21 Mei 2025 - Pemerintah Kota Jambi secara resmi melantik 1.650 Ketua Rukun Tetangga (RT) masa bakti 2025–2030 dalam sebuah seremoni akbar di lapangan Kantor Wali Kota Jambi. Salah satu sosok yang turut dilantik dalam prosesi tersebut adalah Arvandi, S.Pd.I, yang kini secara sah memimpin RT 05 Kelurahan Paal Lima.
Kepemimpinan Sebagai Amanah: Arvandi dan Jalan Pengabdian
Bagi Arvandi, menerima amanah sebagai Ketua RT bukan sekadar menjalankan fungsi administratif. Lebih dari itu, ia melihat kepemimpinan sebagai bentuk tertinggi dari pelayanan sosial. Sikap ini sejalan dengan konsep kepemimpinan autentik yang dikemukakan oleh Bill George (2003), di mana pemimpin yang otentik memimpin berdasarkan nilai dan integritas, bukan karena dorongan status atau pengakuan semata.
Pilihan Arvandi untuk menapaki jalur kepemimpinan dari tingkat paling dasar adalah refleksi kedewasaan karakter. Ia menunjukkan bahwa pengabdian tidak harus datang dari panggung yang tinggi, melainkan dari lorong-lorong kecil kehidupan sosial tempat masyarakat sesungguhnya berinteraksi dan bertumbuh.
Kepemimpinan yang Melayani: Implementasi Teori Servant Leadership
Arvandi menjalankan tugasnya dengan semangat servant leadership, sebagaimana didefinisikan oleh Robert K. Greenleaf. Kepemimpinan, dalam pandangan ini, lahir dari keinginan tulus untuk melayani terlebih dahulu. Latar belakang keagamaan serta kepedulian sosial yang dimilikinya menjadi fondasi kuat untuk mengedepankan kebermanfaatan bagi warga, bukan sekadar kebanggaan pribadi atas jabatan yang disandang.
Dalam perspektif Islam, jabatan adalah amanah yang berat. Sabda Nabi Muhammad SAW mengingatkan, "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya." (HR. Bukhari & Muslim). Maka, menjadi Ketua RT bukan sekadar peran teknis, melainkan tanggung jawab moral dan spiritual untuk menghadirkan solusi, mendengar dengan empati, dan menjaga harmoni lingkungan.
Kepemimpinan dari Akar Rumput: Menjawab Tantangan Sosial
Di tengah era yang kerap menjadikan status sosial sebagai tolok ukur keberhasilan, langkah Arvandi menegaskan satu hal: perubahan sosial yang sejati dimulai dari bawah. Dari ruang-ruang musyawarah warga, dari mushola kecil di sudut kampung, dari kepedulian terhadap masalah-masalah harian yang sering dianggap remeh.
Dalam pandangan sosiolog Max Weber, legitimasi kepemimpinan modern bukan ditentukan oleh karisma pribadi atau warisan kekuasaan, melainkan oleh kesesuaian antara jabatan dan pelaksanaan tanggung jawab. Dengan dasar hukum yang jelas (Perwal No. 6 Tahun 2025) dan dedikasi yang nyata, Arvandi mewakili figur pemimpin yang sah secara struktural, sekaligus kuat secara moral.
Kepemimpinan di tingkat RT bukanlah posisi pinggiran, melainkan simpul strategis dalam tata kelola masyarakat. Ia menjadi penghubung antara aspirasi warga dan kebijakan pemerintah, antara harapan sosial dan tindakan nyata. Dalam konsep partisipasi sosial, keberhasilan pembangunan bergantung pada keterlibatan semua pihak, dan Arvandi berada di garis depan dalam hal ini.
Menyambut Program 100 Juta RT: Kolaborasi untuk Kesejahteraan
Langkah Arvandi juga selaras dengan visi progresif Pemerintah Kota Jambi, terutama melalui Program 100 Juta RTyang digagas oleh Wali Kota Maulana. Program ini mengalokasikan dana Rp 100 juta per RT untuk memperkuat pembangunan berbasis komunitas secara mandiri dan partisipatif.
Dalam perspektif kepemimpinan partisipatif sebagaimana dikembangkan oleh Kurt Lewin, program ini memungkinkan warga untuk tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga pengambil keputusan. RT bukan lagi hanya pelaksana, melainkan co-creator dari kemajuan lingkungannya.
Dari sisi kesejahteraan sosial, kebijakan ini juga memperkuat ekosistem happiness economics sebagaimana dikembangkan oleh Richard Layard. Rasa memiliki, kepercayaan sosial, dan keamanan lingkungan adalah variabel-variabel kebahagiaan yang tumbuh bukan di kantor-kantor pusat, melainkan di tengah masyarakat RT.
Lebih jauh, kebijakan ini mencerminkan prinsip keadilan distributif John Rawls, di mana sumber daya dialokasikan demi memaksimalkan manfaat bagi kelompok yang berada di tingkat paling dasar. Dalam hal ini, Wali Kota Maulana menunjukkan keberanian politik dan sensitivitas sosial dalam mendesain kebijakan yang inklusif, adil, dan visioner.
Penutup: Menyemai Harapan, Menumbuhkan Kebersamaan
Kisah Arvandi, S.Pd.I, bukan sekadar cerita tentang seseorang yang menerima jabatan. Ini adalah narasi tentang keberanian untuk melayani dari tempat yang paling sunyi, tentang keikhlasan memikul amanah yang besar dalam ruang yang kecil. Di Mushola Hidayatullah, pada malam 26 April 2025, lahirlah sebuah tekad baru: membangun kebersamaan, merawat lingkungan, dan menghidupkan kembali nilai-nilai luhur bertetangga.
Sebagaimana embun yang turun tanpa suara, kehadiran seorang pemimpin sejati tidak selalu gemerlap. Namun ia menyuburkan tanah yang kering, menumbuhkan harapan di hati yang letih, dan menghadirkan kehidupan yang lebih baik bagi sesama.
Kolaborasi antara figur akar rumput seperti Arvandi dan program visioner Pemkot Jambi adalah cermin ideal tentang bagaimana perubahan sosial dimulai bukan dari atas ke bawah, tetapi dari dalam hati, dan dari lingkungan yang paling dekat.