Oleh : Bujangdek (Feature)
Dalam hiruk-pikuk kehidupan masyarakat, polisi hadir bukan semata sebagai simbol kekuasaan atau hukum, tetapi sebagai figur yang mengayomi, membantu, dan menguatkan. Tema peringatan Hari Bhayangkara ke-79 tahun ini, “Power Is For Service”, bukan sekadar slogan. Ia merupakan kompas moral dan arah pengabdian yang membawa institusi kepolisian kembali ke jantung masyarakat tempat kepercayaan, harapan, dan pengabdian bertemu.
Mengabdi Lewat Tindakan Nyata
Wujud nyata dari filosofi tersebut terlihat dalam kegiatan sosial yang digelar oleh Kepolisian Daerah (Polda) Jambi baru-baru ini. Dalam rangka menyemarakkan Hari Bhayangkara ke-79, Polda Jambi menyalurkan lebih dari 4.500 paket sembako kepada masyarakat yang membutuhkan.
Penyaluran bantuan diawali secara simbolis di Lobi Mapolda Jambi oleh Wakapolda Jambi, Brigjen Pol. M. Mustaqim, yang turut didampingi Irwasda Polda Jambi, Kombes Pol. M. Jannus P. Siregar, beserta jajaran pejabat utama lainnya. Seluruh paket kemudian didistribusikan ke Polres-polres di bawah wilayah hukum Polda Jambi.
“Bakti sosial ini adalah komitmen kami untuk hadir dan berbagi, khususnya bagi masyarakat yang kurang beruntung,” ujar Wakapolda. Sasaran penerima meliputi marbot masjid, penggali kubur, pengemudi ojek online, petugas kebersihan, serta warga prasejahtera lainnya.
Lebih dari sekadar bantuan materi, kegiatan ini menjadi simbol kuat bahwa kekuasaan yang dimiliki polisi dijalankan dengan semangat pelayanan, empati, dan kemanusiaan. Polisi bukan sekadar aparat penegak hukum, tetapi sahabat masyarakat yang siap hadir dalam suka maupun duka.
Menyeimbangkan Seragam dan Peran di Rumah
Di balik ketegasan tugas lapangan, para polisi juga menjalankan peran sebagai orang tua dan anggota keluarga. Tidak sedikit dari mereka yang usai bertugas tetap bangun pagi untuk mengantar anak sekolah, membantu istri di rumah, atau menjadi pendamping belajar anak-anaknya.
Seorang Bhabinkamtibmas di Jambi bahkan rutin mengajar anak-anak mengaji setiap akhir pekan. "Saya ingin anak-anak mengenal polisi sebagai teman, bukan sosok yang menakutkan," katanya. Inilah gambaran polisi masa kini: bukan hanya tegas di lapangan, tetapi lembut dan teladan di dalam keluarga.
Pendekatan Humanis, Kunci Kepercayaan Publik
Institusi Polri terus mendorong pendekatan humanis dalam pelayanannya. Program seperti Polisi Sahabat Anak, Polisi RW, dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya menjadi jembatan penting dalam membangun hubungan emosional dengan warga.
Dengan kehadiran yang nyata dan menyentuh kebutuhan dasar masyarakat, polisi tak lagi dipandang sebagai pihak yang “di luar” rakyat, melainkan bagian yang menyatu dan berkontribusi langsung.
Refleksi di Hari Bhayangkara
Peringatan Hari Bhayangkara bukan hanya tentang prestasi lembaga, tetapi juga tentang bagaimana setiap personel Polri merefleksikan kembali perannya dalam masyarakat.
Momentum ini menjadi pengingat bahwa tugas utama seorang polisi adalah menjaga rasa aman, merawat kepercayaan, dan melayani dengan tulus.
“Kami ingin masyarakat tersenyum, merasa aman, dan tahu bahwa Polri adalah mitra dalam kehidupan mereka sehari-hari, bukan sekadar penjaga hukum,” ujar Wakapolda Jambi.
Penutup: Polisi yang Hadir Sepenuh Hati
Di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks, masyarakat merindukan kehadiran polisi yang tulus, peduli, dan manusiawi.
Sosok yang tak hanya kuat dalam kewenangan, tetapi juga lembut dalam pelayanan. Karena sejatinya, kekuasaan tanpa pengabdian hanyalah otoritas kosong.
Namun kekuasaan yang dijalankan untuk melayani itulah yang membuat seorang polisi menjadi pahlawan sejati di mata rakyat.